Technopreneurship Talk: From Ideas Into Reality

by pradita | Sep 9,2017 | publication

Untuk kesekian kalinya Pradita University mengadakan seminar dengan menghadirkan pembicara yang kompeten dibidangnya dan dihadiri sekitar 400 peserta dari unsur mahasiswa, alumni dan undangan dari pelaku e-commerce.  Kali ini seminar yang bertajuk Pradita Learning Circle menghadirkan para praktisi-praktisi bisnis online atau e-commerce seperti co-founder bukalapak.com Muhammad Fajrin Rasyid, co-founder tokopedia.com Leontinus Alpha Edison, founder and CEO Iruna eLogistics, Head of Business Development Faspay, Eddy Tju dan Bima Laga dari PriceArec.com. Seminar ini dimoderatori oleh rektor Pradita University, Prof. Eko Richardus Indrajit dan juga diisi dengan inspiring speech oleh Prof. KC Chan, The Wholistic ASEAN Network Co-Writer of “Technopreneur : from Reality to Results” yang merupan sahabat karib Prof. Eko sekaligus penasehat akademik Pradita University.

Di sesi pertama Prof. Eko sebagai moderator memberi kesempatan 10 menit kepada masing-masing pembicara. Pembicara pertama yang berkesempatan naik ke atas pentas adalah  Muhammad Fajrin Rasyid dari Bukalapak. Dalam pemaparan singkatkanya Fajrin berbagi cerita inspiratif bagaimana dulu pertama kali beliau memulai bisnisnya. Jatuh bangun dalam memulai bisnis suatu hal yang biasa yang penting terus konsisten melakukan hal menurut kita yakini akan membawa keuntungan secara kalkulasi bisnis. Beliau cuga menceritakan bagaimana pengalamannya memulai bisnisnya tanpa modal yang cukup. Lebih lanjut Fajrin berbagi kunci sukses dalam berbisnis online. Menurutnya ada 4 kunci sukses yang harus dimiliki adalah Ide, Team, Capital, dan Eksekusi.

Kesempatan berikutnya diberikan kepada Leo, Co-Founder Tokopedia. Tidak jauh beda pengalamannya dengan Fajrin, Tokopedia yang besar seperti sekarang yang baru mendapatkan suntikan dana segar 14 triun dari Jack Ma menurutnya juga melalui proses panjang dan penuh lika liku. Beliau bercerita bagaimana dulu Tokopedia dicuekin di setiap ikut pameran yang pengunjungnya bisa mencapai puluhan ribu. Setiap seribu brosur yang dicetak hanya 100 sampai 200 saja yang diambil oleh pengunjung. Namun konsistansi adalah salah satu suksesnya. Kegagalan menjadi cambuk untuk menuju kesuksesan yang lebih besar.

Setelah semua pembicara memaparkan presentasinya seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta seminar yang memadati auditorium utama Pradita University begitu antusias untuk bertanya kepada masing pembicara yang sangat memukau. Namun hanya 4 penanya yang berkesempatan maju ke panggung untuk mengajukan pertanyaannya. Setiap penanya mendapatkan voucher belanja dengan total 500.000. Salah satu penanya adalah Dipo Sanjaya, alumni Pradita angkatan 2012 yang juga sedang menjajaki bisnis online ini bertanya bagaimana meyakinkan pernjual dan pembeli supaya tetap memakai jasa Bukalapak atau Tokopedia. Penanya yang lain juga bertanya sampai hal yang privacy seperti berapa gaji karyawan yang bekerja di bisnis online. Untuk masalah gaji para pembicara sepakat untuk merahasiakan tapi ada beberapa benefit yang didapat diperusahaan mereka yang mungkin tidak bisa didapat di tempat lain. Seperti disediakannya makan siang dan malam gratis bagi semua karyawannya.

Selain empat penanya dari peserta seminar Prof. Eko yang sangat energik dan penuh humor meminpin seminar ini memanggil 2 lagi peserta dari kalangan kaum hawa untuk memberikan kritik dan saran kepada semua pembicara. Dua mahasiswi Pradita yang naik ke panggung adalah Nila dan Feby mahasiswi semester 5. Nila menyarankan agar pihak penyedia jasa bisnis online harus lebih ketat lagi dalam hal kelengkapan identitas seperti nama dan nomer KTP yang lengkap bagi penjual di toko online supaya kalau ada seseorang yang dirugikan bisa lebih mudah melacaknya.

Acara seminar kemudian diakhiri dengan peresmian Pradita Fellowship Space ditandai dengan pengguntingan pita oleh Prof. KC Chan dan salah satu dari kelima pembicara dengan disaksikan oleh para alumni Pradita yang semuanya resmi diangkat menjadi mentor di Pradita University.